Rabu, 16 Desember 2009

apa itu persepsi


Persepsi (perception)
Persepsi merupakan proses yang mengiringi sensasi atau persepsi adalah merupakan tindak lanjut dari sensasi. Stimulus yang diindera (sensasi) oleh manusia akan diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera itu, dan proses ini disebut dengan persepsi.  Atau dengan kata lain persepsi adalah proses memberikan makna pada stimuli yang datang pada alat indera, atau hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian  untuk menyadari adanya perangsang (stimulus). Beda lagi pengertian yang disampaikan oleh Desiderato (1976) persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Perbedaan sensasi dengan persepsi adalah bila sensasi memandang stimulus sebagai satu kesatuan, maka persepsi memilah-milah unsur-unsur yang ada dalam stimulus. Sebagai contoh ;  melihat becak yang sedang lewat sebagai suatu kendaraan pada awalnya (sensasi), namun kemudia lama-kelamaan dapat dilihat warna catnya, belnya, abang becaknya dan sebagainya (persepsi).
Kemampuan manusia dalam mempersepsi sekian stimulus yang mengenai alat indera ditentukan oleh dua filter dalam sensory manusia yaitu :
a.     Filter perseptual
Yaitu keterbatasan fisiologis yang terbentuk dalam diri manusia dan hasil kerjanya tidak dapat dikembalikan seperti semula. Sebagai contoh keterbatasan indera pendengar untuk mendengarkan suara pada jarak fisik tertentu, atau kekurangperhatian terhadap stimulus suara tertentu sehingga tidak menyadari adanya stimulus tersebut.
b.    Filter perangkat psikologis (psychological sets)
Merupakan harapan atau kecenderungan  dalam memberi respons. Filter disini merupakan pengalaman atau latar belakang pribadi yang mempengaruhi persepsi. Sebagai contoh orang yang berkepribadian defensif  akan menafsirkan dua orang yang sedang berbicara sebagai peristiwa interaksi permusuhan .

          Untuk hukum atau dalil dalam persepsi dapat dijabarkan dalam 4 dalil yaitu :
a. Persepsi bersifat selektif
Dalam dalil ini diterangkan bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi umumnya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Seperti dalam sensasi bahwa stimulus yang kuat yang mampu diterima oleh indera manusia, maka dalam persepsi manusia cenderung bersifat selektif .  Selektivitas disini dipengaruhi oleh need (kebutuhan), mental set (kesiapan mental), Mood (suasana emosional), Cultural (budaya), Bahasa, Kerangka rujukan (bisa pendidikan, status sosial, jenis kelamin)

b. Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.
Artinya Individu mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya walau stimuli yang diterima tidak lengkap dan biasanya akan diisi dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi.  Sebagai contoh pasti kita akan simpati dengan “gadis cantik walaupun tidak setia” daripada “gadis yang tidak setia walau cantik”. Contoh lai jika ada fenomena A dan B yang dikategorikan sebagai berikut :
A.     Cerdas --- rajin --- impulsif --- kritis ---kepala batu --- iri
B.     iri --- kepala batu --- kritis --- impulsif --- rajin --- Cerdas
Isi kata gol A dan B sama namun urutan dirubah yang dimulai dengan sifat positif sedang B dimulai dengan sifat negatif maka A akan dianggap lebih baik daripada B

c.      Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari sub struktur pada umumnya ditentukan oleh struktur keseluruhan.
Dalil ini menerangkan bahwa jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya dengan efek asimilasi atau kontras. Artinya manusia cenderung memandang sifat pribadi sesorang dilihat dari sifat kelompoknya. Contoh jika Si A adalah tokoh preman berpakaian jelek maka ia akan dinilai berpakaian kotor dan lusuh, tetapi jika ia sebagai Kiai maka kan dinilai rapih dan bersih meski pakaiannya sudah jelek

d.     Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang (waktu atau saling menyerupai akan dipersepsi sebagai bagian dari struktur yang sama.
Individu cenderung memandang stimuli dari konteksnya, dalam strukturnya dan mencari struktur pada rangkaian stimuli. Struktur tersebut diperoleh dengan jalan mengelompokan berdasarkan kedekatan atau persamaan.




A     

B            






Sebagai contoh ahli biologi akan memandang manusia, sapi, ikan paus sebagi vertebrata (hewan bertulang belakang). Sedang ahli sosial akan memandang sebagai sesuatu yang berbeda.





Penyimpangan dalam persepsi.
Melakukan persepsi kadang kala manusia melakukan kesalahan interpretasi atau penyimpangan (ketidaktepatan dalam mempersepsi) suatu stimulus. Ada dua penyimpangan persepsi yaitu :
1.     Ilusi ; yaitu salah menafsirkan rangsang, Jadi persepsi tidak sesuai kenyataan. Ilusi bukanlah kelainan dalam jiwa seseorang. Beberapa faktor yang menyebabkan ilusi adalah sebagai berikut :
a.       Faktor kealaman : ilusi terjadi karena pengaruh alam misal ilusi kaca atau gema (echo)
b.      Faktor stimulus :
·  stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu (ambigu) dapat menimbulkan ilusi
·  stimulus yang tidak dianalisi lebih lanjut akan memberi impresi secara total







c.       Faktor individu :
Faktor ini disebabkan karena adanya kebiasaan dan dapat juga karena adanya kesiapan psikologis (mental set) misal kebiasaan mendengarkan bunyi klakson motor Honda, suatu saat mendengar bunyi yang sama akan dikatakan sebagai bunyi motor Honda padahal bukan.
2.     Halusinasi (gambaran khayal) ;  adalah sangkaan dari organisme seolah-olah melihat, mendengar, padahal objek tidak ada atau individu merasa melakukan persepsi padahal  individu tersebut tidak dikenai stimulus, jadi ini merupakan persepsi subjektif dari individu. Contoh orang mabuk kadang melihat sesuatu yang objeknya tidak ada karena terganggu indera dan sensorisnya. Keadaan ini merupakan kondisi yang tidak normal dan umumnya merupakan pertanda bahwa jiwanya telah mengalami gangguan.

Perhatian (attention)
Perhatian sebenaranya merupakan syarat untuk dapat terjadinya persepsi atau langkah awal persiapan akan kesediaan individu melakukan persepsi. Perhatian terjadi ketika kesadaran dominan pada stimuli tertentu atau dengan kata lain keaktifan jiwa yang diarahkan pada sesuatu objek baik di dalam maupun di luar dirinya. Pengertian lain mendifinisikan perhatian sebagai pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada satu atau sekumpulan objek.
Secara skematis perhatian dapat diterangkan dalam gambar lingkaran di bawah ini :



Daerah pertama adalah daerah yang benar-benar diperhatikan atau disadari sepenuhnya, namun disamping daerah pertama terdapat juga hal-hal lain yang samar-samar disadari yang disebut sebagai daerah peralihan ( daerah dua intermediate field). Sedangkan daerah tiga adalah daerah yang sama sekali tidak diperhatikan.
Syarat agar perhatian penuh tertuju pada suatu stimulus atau objek, adalah :
a.     inhibisi : pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak diperlukan atau menghalangi kesadaran. Contoh jika sedang menghadapi ujian maka singkirkan segala ajakan nonton dan hura-hura agar perhatian tetap tertuju pada ujian
b.     Appersepsi ; pengerahan dengan sengaja semua isi kesadaran termasuk tanggapan, pengertian dan sebagainya yang telah dimiliki dan bersesuaian dengan objek pengertian. Misal belajar tentang agama Hindu maka perlu mengerti tentang barang-barang peninggalan agama hindu seperti candi, arca dan sebaginya
c.     Adaptasi (penyesuaian diri) ; penyesuaian diri dengan objek atau stimulus.

Pembagian macam jenis perhatian / attention, terdiri dari :

1.     Involuntary
adalah perhatian yang tanpa disengaja/ diluar kehendak. Ini memerlukan sedikit atau tidak usaha pada bagian dari seorang penerima. Suatu stimulus mengganggu kesadaran seseorang yang pada sesungguhnya dia tidaklah menginginkan hal tersebut. Dalam kasus ini, perhatian didapatkan pada basis dari intensitas dari stimulus itu, seperti; suara yang keras / bising, cahaya yang benderang, dsb.
2.     Nonvoluntary
adalah perhatian yang tidak disengaja. Kadang – kadang disebut juga spontaneous attention / perhatian yang secara spontan terjadi bila seorang tertarik terhadap suatu stimulus dan melanjutkan untuk membayar perhatian terhadap stimulus itu karena hal tersebut menarik untuk dirinya. Dalam situasi ini seseorang  baik menolak / melawan stimulus namun sekali perhatiannya tertarik, individu itu melanjutkan untuk memberikan perhatiannya, karena stimulus tersebut memiliki suatu keuntungan atau relevansi untuk dirinya.
3.     Voluntary
Perhatian yang disengaja terjadi bila seseorang dengan sengaja/penuh kesadaran mengarahkan perhatian pada objek tertentu. Contoh : Orang yang baru saja membeli suatu produk, seperti automobile akan dengan sengaja memperhatikan pesan – pesan tentang mobil untuk menentramkan hati mereka terhadap ketelitian dalam mengambil keputusan membeli mobil tersebut.


Faktor eksternal penarik perhatian
Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol yaitu :
  1. Gerakan : manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Kita tertarik pada display lampu yang berkerlap-kerlip daripada yang bersinar secara monoton

  1. Intensitas stimulus : manusia akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol, lebih besar dan yang lebih kuat.

  1. Kebaruan (novelty) : Hal-hal baru atau diluar kebiasaan akan membuat individu tertarik.

  1. Ulangan dari stimulus : Stimulus yang diulangi akan menarik perhatian dari pada yang tidak. Contoh bunyi klakson yang berulang-ulang akan menarik perhatian

  1. Kontras ; stimulus yang berbeda atau bertentangan dengan stimulus lainnya akan lebih menarik perhatian.

Faktor internal penarik perhatian
Perhatian adalah bersifat selektif artinya individu dalam memperhatikan sesuatu berdasar kan juga kehendak yang ada dalam jiwanya.
  1. faktor biologis adalah faktor berkaitan dengan kebutuhan manusia. Dalam keadaan lapar seluruh pikiran manusia akan tertuju pada makanan.

  1. Faktor sosiopsikologis yaitu faktor yang dipengaruhi akan kebiasaan, sikap dan kemauan.


Sabtu, 12 September 2009

laporan pendidikan inklusi

LAPORAN
DI SMK NEGERI 06 JATI PADANG

tentang
“Penerapan Inklusi Dan Peran Guru Pendamping Khusus di Sekolah Menengah Kejuruan”















Oleh:
Andi Prabowo
72225 / 2006


Dosen Pembimbing:

Drs. Tarmansyah, Sp. Th, M.Pd
NIP. 130 522 189


Drs. Ardisal, M.Pd
NIP. 131 754 863



JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2009
PENDAHULUAN
Dikutip Dari:
Dr. Zaenal Alimin, M.Pd

(“Seminar Nasional Pendidikan Inklusi : Padang, 13 Juni 2009 Gedung Teater Tertutup FBSS UNP”)



Salah satu masalah besar yang dihadapi dunia saat ini adalah begitu banyak orang yang terpinggirkan dari partisifasi yang berarti dalam aspek ekonomi, sosial, polotik, kehidupan budaya masyarakat dan pendidikan. Kelompok masyarakat yang terpinggirkan itu mrentang sangat luas seperti kelompok masyarakat miskin, isolasi budaya bahasa, agama dan termasuk para penyandang kelainan. Diperkirakan ada sekitar 113 juta usia sekolah tidak bisa mengikuti pendidikan (International Consultative Forum on Education for All, 2000). 90% dari jumlah itu hidup di negara miskin di Afrika dan Asia. Mereka itu tidak terdaftar di sekolah dan sebagian besar dari mereka keluar dari sekolah (dropout) sebelum dapat menyeleaikan pendidikan dasar.
Semua pihak mengakui bahwa strategi dan program yang saat ini dilaksanakan tidak mencukupi atau bahkan tidak cocok untuk melayani anak-anak dan remaja yang rawan, rapuh dan terpinggirkan termasuk anak-anak penyandang kelainan untuk memperoleh pendidikan sesuai kebutuhannya. Program-program yang saat ini ada adalah program-program yang besifat khusus dan eklusif
Untuk menjangkau kebutuhan belajar anak-anak yang rawan dan terpinggirkan dan terkucilkan dari kelompok masyarakat (termasuk anak-anak penyandang kelainan) dapat dilakukan melalui pendidikan yang bersifat responsif dan disesuiakan. Hal ini dirumuskan dalam forum pendidikan dunia di Dakar (Dakar World Education Forum, 2000, dalam Stubbs, 2004). Rumusan akhir dari forum itu menyatakan bahwa tantangan utama adalah menjamin visi pendidikan untuk semua (education for all) yang luas sebagai konsep yang bersifat inklusif yang tercermin dari kebijakan setiap negara dan pemerintah tentang pendidikan. Pendidikan untuk semua harus mengambil tanggung jawab tentang kebutuhan golongan anak-anak yang tidak beruntung.



Inklusi sebagai Pendekatan Perkembangan dalam Pendidikan
Pendidikan inklusif sebagai sebuah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan belajar dari semua anak, remaja dan orang dewasa yang difokuskan secara spesifik kepada mereka yang rawan dan rapuh, terpinggirkan dan terabaikan. Prinsip pendidikan inklusif di adopsi dari Konferensi Salamca tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus (UNESCO, 1994) dan di ulang kembali pada (Forum Pendidikan Dunia di Dakar, 2000, dalam Stubbs, 2003).
Pendidikan inklusif mempunyai arti bahwa : sekolah yang mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, atau kondisi-kondisi lain, termsuk anak-anak penyandang cacat anak-anak berbakat (gifted children), pekerja anak dan anak jalanan, anak di daerah terpencil, anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas dan anak-anak yang tidak beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat (Salamanca Statement, 1994 dalam Stubbs, 2003).
Persoalan pokok dalam pendidikan inklusif adalah hak azasi manusi (HAM) dalam pendidikan yang dinyatakan dalam deklarasi universal tentang hak azasi manusia (Universal Declaratation of Human Right, 1948, dalam Stubbs, 2003 ). Hal yang lebih khusus dan sangat penting adalah hak anak untuk tidak didiskriminasikan, yang dinyatakan dalan Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on theRight of the Child, UN, 1989, dalam Skidmore, 2004). Sebagai konsekuensi logis dari hak-hak anak ini adalah bahwa semua anak (all children) mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang ramah yang tidak diskriminatif dalam hal kecacatan/kelainan (disability), kelompok etnik (ethnicity)), agama (religion), bahasa (language), jenis kelamin (gender), kemampuan (capability) dan sebagainya.












Laporan Inklusi
DI SMK N 06 Jati PADANG


1. Riwayat Anak
Nama : Lisa Darma Winta
Tempat Tanggal Lahir : Padang, 17 September 1993
Alamat : Jl. Ampang Indah Pondok Mungil No. 8
Agama : Islam
Anak Ke : 2 Dari 4 Bersaudara
Status : Anak Kandung
Sekolah : SMK Negeri 6 Padang
Kelas : X Busana 3
Jurusan : Tata Busana
Sekolah Asal : SMP
Nama Wali Kelas : Rima Prama Yanti, S.Pd
Peringkat Kelas : -
Bid.Studi Yang Dirasa Sulit :
1. Matematika
2. Bahasa Inggris
3. Praktek Busana

Catatan : Anak Mudah terbawa oleh situasi ketika teman berbicara didalam kelas dan sering melamun ketika pelajaran berlangsung.

2. Riwayat Orang Tua
a. Ayah
Nama : Darwin
Tempat Tanggal Lahir : -
Alamat : Jl. Ampang Indah Pondok Mungil No. 8
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan :
Catatan : ...........................................................
............................................................
............................................................
............................................................

b. Ibu
Nama : Ridawati
Tempat Tanggal Lahir : -
Alamat : Jl. Ampang Indah Pondok Mungil No. 8
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan :
Catatan :


IDENTIFIKASI DAN ASESMEN

 Informasi Pihak Sekolah
Identifikasi dilakukan pada tanggal 4 April 2009 didampingi oleh dosen Pendidikan Luar biasa sebagai pengembang pendidikan inklusi anak yang mengalami permasalahan didalam pendidikan atau pelajaran dijaring oleh pihak sekolah kemudian dikumpulkan diruang BP sekolah. Anak didampingi guru BP dan guru GPK. Anak diberikan data diri untuk diisi kemudian dilakukan wawancara didalam melakukan pendekatan secara objektif dan subjektif melalui wawancara, observasi dan tes.
Didalam melakukan identifikasi ini asesor melakukan wawancara dengan melakukan pendekatan dan anak sembari wawancara dengan suasana yang diseting agar anak tidak merasa dipaksa dan takut didalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh asesor



























Kesimpulan

Anak yang mengalami ambatan didalam menguasai pelajaran ataupun yang lamban didalam belajar tidak hanya di sekolah yang bersifat umum saja. Hal ini dibuktikan setelah dilihat pelaksanaan program inklusi di SMK 6 Padang. Di SMK ini sekolah yang berbasis kepada kejuruan seputar tata busana, tata rias da perhotelan. Namun anak yang mengalami kesulitan didalam menguasai pelajaran yang harus dikuasainya cendrung mata pelajaran kejuruan sendiri. Oleh sebab itu diharapkan pihak sekolah lebih peduli serta memberikan pelayanan secarakhusus agar mereka tetap terperhatikan serta mendapatkan pendidikan yang layak karena kita selalu berpandang bahwa pendidikan itu tanpa batasan apapun.



Megetahui, Asesor,
Dosen Pembimbing



Drs. Tarmansyah, Sp.Th, M.Pd Andi Prabowo
NIP. 130 522 189 NIM. 72225



















DAFTAR PUSTAKA

Zaenal Alimin.2009. MENJANGKAU YANG TERPINGGIRKAN MELALUI PENDEKATAN INKLUSIF DALAM PENDIDIKAN (Bahan diskusi dalam seminar Tentang pendidikan inklusif di Universitas Negeri Padang 13 Juni 2009). Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia:Bandung